Integrasi teknologi dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya identik dengan pembelajaran yang disampaikan oleh para guru Gen-X dan Millennials. Dengan asumsi bahwa Guru-guru dari generasi X dan Y memiliki keterampilan teknologi yang mumpuni, mereka dianggap lebih mampu untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini berakibat kurangnya kepercayaan diri para guru senior (Baby Boomers) mulai mencoba dan mengenal alat teknologi yang berpotensi untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada para siswanya.
Dalam in house training yang diselenggarakan oleh SMK Bhineka, Karawang, Gumawang Jati dan Finita Dewi mendapat kesempatan untuk berbincang dan berdiskusi dengan guru-guru SMK yang kebetulan berasal dari tiga generasi (Baby Boomers, Gen-X, dan Gen-Y). Pada sesi awal, beberapa guru Baby Boomers mulai menyampaikan ‘kegalauan’ mereka atas tuntutan integrasi teknologi dalam pembelajaran. Salah satu guru dengan lugas menyampaikan, “Jangankan mengajar dengan teknologi kepada siswa, menggunakan teknologinya sendiri terus terang saya gaptek dan buta sama sekali”. Menanggapi hal tersebut, Pak Jati menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran seharusnya tidak difokuskan pada teknologinya, namun lebih baik difokuskan pada kemungkinan memberikan ruang berpikir pada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lebih lanjut, Finita juga menambahkan bahwa integrasi teknologi bukan monopoli para guru Gen-X dan Gen-Y, Guru Baby Boomers justru memiliki kekuatan dalam memilih dan memilah teknologi yang tepat berdasarkan kekuatan pengalaman mengajar, pemahaman konten, kekayaan strategi pembelajaran, dan pemahaman terhadap konteks sekolah dan siswa.
Kegiatan in-house training yang berlangsung selama dua hari ini dilanjutkan dengan beberapa Modelling dimana guru diberi pengalaman secara langsung untuk belajar dalam lingkungan yang sarat dengan teknologi. Setelah mengalami proses pembelajaran berbasis teknologi, guru diajak berefleksi dan mengkaji kembali strategi-strategi pembelajaran yang terdapat dalam kegiatan modelling serta melihat kekuatan dan kelemahannya, dalam kaitannya dengan konteks kelas masing masing. Selanjutnya, para guru mulai diperkenalkan dengan beberapa alat teknologi sederhana yang nantinya bisa mereka integrasikan secara bertahap di dalam kegiatan pembelajaran masing masing. Alat teknologi yang diperkenalkan pada para guru sengaja dipilih yang mudah penggunaannya dan relevan dengan kebutuhan guru SMK. Para guru dari ketiga generasi ini menunjukan antusiasme yang sangat tinggi untuk mencoba dan bereksplorasi menggunakan alat teknologi yang diperkenalkan. Pada akhir sesi, beberapa guru menyampaikan keinginan dan rencana mereka untuk mulai mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. @FD12072019